Selasa, 08 Desember 2009

:: Sepertinya ::



Sepertinya hati sudah menjadi terbelah
Mempunyai ruang tersendiri yang selalu kau isi
Menempati dengan leluasa kemanapun kau suka

Sepertinya kau sudah menjejakkan kaki-mu disana
Di tempat yang tersembunyi
Yang semakin mengkristal di hati ini

Dan sepertinya....hatiku-pun semakin berwarna
Karena kamu
Karena cinta-mu

*Novie*

:: Creative Thinking::



If you're an executive, manager, or a team leader, you should encourage the rest of your team to think about how things could be done better. Hearing other's ideas before expressing your own not only encourages others to think for themselves, but it also pays off in a happier, more unified team and more forward progress.

Not every new idea is a good one, of course, but some of the best ideas hatch from lesser ones. Nothing squelches creativity worse than a quick rejection, so treat each idea with respect, even if it's not exactly what's needed at the time.

Your greatest asset is your people, and their greatest potential is in their collective thinking, so encourage more of that.

"Thinking outside the box" is really just a new term for being creative. Even the coining of that term was an act of creativity, and it's a good word picture.
Team up with Me and I can help all of you to not only think outside the box- but out of this world!!



*Novie*


Kamis, 26 November 2009

:: Sepenuhnya Milik-mu ::



Kegilaan asmara yang bergejolak
Tak lagi mampu untuk menahan kepekaan nurani
Semua begitu membara
Semua seakan tak ada yang dapat mencegah

Lakukan apa yang kau mau
Karena aku sepenuhnya milik-mu


*Novie*


Jumat, 06 November 2009

:: Camel Story ::









*from Times article

Kamis, 05 November 2009

:: Magic Words ::




"I'm sorry" can put an end to almost any argument or other problem between people. You may still feel somewhat justified in your position,but if you can at least say you're sorry for having gotten into an argument and having let whatever it was come between you, you'll be on the path to reconcilition. Being quick to apologize is one of the smartest things you can do!


Saying you are sorry isn't always easy. It takes a strong, concerned person to able to admit being wrong, yet many people consider this a sign of weakness. I'm not talking about having an execuse-me-for-living attitude, where you apologize for everything you do. That is a sign of weak character. But when you get into an argument or make a mistake and have the sense to recognize and admit that you were wrong and apologize, that's a sign of strength in my blog.


There is, however, one word that takes the healing magic out of "I'm sorry." When you add "but," it means you're intent on pressing your point until the other person sees things your way. That's not the way to overcome differences! Saying "I'm sorry" requires humility, but if you can say it and mean it, it works magic!!



*Novie*

Selasa, 03 November 2009

:: Kesenangan v. Kebahagiaan ::

"A happy life must be to a great extent a quiet life, for it is only in an atmosphere of quiet that true joy dare live."
~ Bertrand Russell (1872 – 1970), filsuf & matematikawan Inggris,
peraih Nobel Literatur 1950




"Action may not always bring happiness; but there is no happiness without action."
~ Benjamin Disreali (1804 – 1881), negarawan Inggris



* * *

Kita sering
confuse memahami kesenangan dan kebahagiaan. Kesenangan dankebahagiaan membingungkan bagi kita, dan karenanya mungkin mengakibatkan pengertian yang keliru. Banyak orang menyamakan kesenangan dengan kebahagiaan, dan menganggap kesenangan sebagai kebahagiaan, dan sebaliknya. Kalau begitu, apa itu kesenangan dan kebahagiaan?


Coba kita ingat, hal-hal yang mungkin pernah kita lakukan, misalya: main
game berjam-jam; melihat pemandangan alam yang indah; makan minum enak di restoran; tidur-tiduran sampai tengah hari di hari sabtu karena libur kerja; menonton sinetron kesukaan di televisi dsb...


Coba kita ingat lagi, misalnya: membesarkan seorang anak dengan penuh perhatian; memberikan bantuan rutin biaya sekolah kepada seorang siswa yang tidak mampu; mendamaikan satu keluarga yang hampir cerai-berai menjadi rukun bersatu; menjadi teman berbagi bagi seseorang yang punya masalah serius; membina relasi yang baik dengan seseorang, teman, tetangga, atau orangtua.


Bagaimana kita memaknainya?
Kesenangan biasana merupakan apa yang kita alami selama berlangsungnya kegiatan itu. Sedangkan kebahagiaan adalah apa yang kita alami ketika melakukannya dan utamanya setelah melakukan tindakan itu. Bisa dikatakan, kebahagiaan lebih mendalam dan menetap.


kesenangan agak berpusat kepada diri sendiri, sedangkan kebahagiaan mengarah ke luar diri kita, kepada orang lain, walaupun mungkin itu terjadi tidak secara langsung, tapi yang jelas hasilnya adalah demi kebaikan orang lain.


Sering juga kita beranggapan bahwa kehidupan yang menyenangkan dan bebas dari penderitaan, itulah kebahagiaan. Padahal, untuk menuju kebahagiaan, sering melibatkan kesulitan, kesusahan, penderitaan, dan sejenisnya. Dan karenanya banyak orang yang menghindarinya dan akibatnya semakin jauh dari kebahagiaan.


Kesenangan itu sementara, dan tidak perlu banyak usaha. Kebahagiaan berlangsung lama, mungkin sampai akhir hayat. Kebahagiaan membutuhkan usaha.
Aeschylus berkata,"Happiness is a choice that requires effort at times."


Kebahagiaan juga mengandung dimensi intelektual dan spiritual. Bukan seluruh aksi intelektual merupakan kebahagiaan, tapi aksi kebajikan yang bermuara pada kebahagiaan itu. Dengan demikian kebahagiaan berkaitan erat juga dengan pikiran dan dunia batin seseorang.
"Happiness is an inner state of well being. A state of well being enables you to profit from your highest: thoughts, wisdom, intelligence, common sense, emotions, health, and spiritual values in your life," demikian kata Lionel Ketchian.



Albert Einstein, filsuf dan fisikawan kesohor itu pernah menuliskan, "If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to things." Pertanyaan bagi kita adalah, "Apa yang menjadi tujuan hidup kita?"

:-)

* * *



* * *
"Kapan bahagia?"
"Jika cukup!"

~ Anthony de Mello (1931 - 1987)



*Novie*

Jumat, 23 Oktober 2009

:: Pecundang vs Pemenang ::




"Seorang pecundang
tak tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah,
tetapi
sesumbar apa yang akan dilakukannya bila menang.
Sedangkan,
pemenang
tidak berbicara apa yang akan dilakukannya bila ia menang,
tetapi
tahu apa yang akan dilakukannya bila kalah."
~ Eric Berne