"A happy life must be to a great extent a quiet life, for it is only in an atmosphere of quiet that true joy dare live."
~ Bertrand Russell (1872 – 1970), filsuf & matematikawan Inggris,
peraih Nobel Literatur 1950
"Action may not always bring happiness; but there is no happiness without action."
~ Benjamin Disreali (1804 – 1881), negarawan Inggris
* * *
Kita sering confuse memahami kesenangan dan kebahagiaan. Kesenangan dankebahagiaan membingungkan bagi kita, dan karenanya mungkin mengakibatkan pengertian yang keliru. Banyak orang menyamakan kesenangan dengan kebahagiaan, dan menganggap kesenangan sebagai kebahagiaan, dan sebaliknya. Kalau begitu, apa itu kesenangan dan kebahagiaan?
Coba kita ingat, hal-hal yang mungkin pernah kita lakukan, misalya: main game berjam-jam; melihat pemandangan alam yang indah; makan minum enak di restoran; tidur-tiduran sampai tengah hari di hari sabtu karena libur kerja; menonton sinetron kesukaan di televisi dsb...
Coba kita ingat lagi, misalnya: membesarkan seorang anak dengan penuh perhatian; memberikan bantuan rutin biaya sekolah kepada seorang siswa yang tidak mampu; mendamaikan satu keluarga yang hampir cerai-berai menjadi rukun bersatu; menjadi teman berbagi bagi seseorang yang punya masalah serius; membina relasi yang baik dengan seseorang, teman, tetangga, atau orangtua.
Bagaimana kita memaknainya? Kesenangan biasana merupakan apa yang kita alami selama berlangsungnya kegiatan itu. Sedangkan kebahagiaan adalah apa yang kita alami ketika melakukannya dan utamanya setelah melakukan tindakan itu. Bisa dikatakan, kebahagiaan lebih mendalam dan menetap.
kesenangan agak berpusat kepada diri sendiri, sedangkan kebahagiaan mengarah ke luar diri kita, kepada orang lain, walaupun mungkin itu terjadi tidak secara langsung, tapi yang jelas hasilnya adalah demi kebaikan orang lain.
Sering juga kita beranggapan bahwa kehidupan yang menyenangkan dan bebas dari penderitaan, itulah kebahagiaan. Padahal, untuk menuju kebahagiaan, sering melibatkan kesulitan, kesusahan, penderitaan, dan sejenisnya. Dan karenanya banyak orang yang menghindarinya dan akibatnya semakin jauh dari kebahagiaan.
Kesenangan itu sementara, dan tidak perlu banyak usaha. Kebahagiaan berlangsung lama, mungkin sampai akhir hayat. Kebahagiaan membutuhkan usaha. Aeschylus berkata,"Happiness is a choice that requires effort at times."
Kebahagiaan juga mengandung dimensi intelektual dan spiritual. Bukan seluruh aksi intelektual merupakan kebahagiaan, tapi aksi kebajikan yang bermuara pada kebahagiaan itu. Dengan demikian kebahagiaan berkaitan erat juga dengan pikiran dan dunia batin seseorang."Happiness is an inner state of well being. A state of well being enables you to profit from your highest: thoughts, wisdom, intelligence, common sense, emotions, health, and spiritual values in your life," demikian kata Lionel Ketchian.
Albert Einstein, filsuf dan fisikawan kesohor itu pernah menuliskan, "If you want to live a happy life, tie it to a goal, not to things." Pertanyaan bagi kita adalah, "Apa yang menjadi tujuan hidup kita?"
:-)
* * *
* * *
"Kapan bahagia?"
"Jika cukup!"
~ Anthony de Mello (1931 - 1987)
*Novie*